Pemanis buatan yang pada mulanya hanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pemanis bagi penderita diabetes melitus, kini produsen industri makanan dan minuman menggunakan pemanis buatan untuk meningkatkan cita rasa dan dapat mengurangi biaya produksi jika dibandingkan dengan menggunakan gula murni.
Pemanis buatan mempunya rasa 200 - 700 kali lebih manis dari gula biasa.. Pemanis buatan juga memiliki dampak bagi kesehatan kita bila dikonsumsi terus menerus. Berikut ini beberapa jenis pemanis buatan :
1. Aspartame
Aspartam merupakan pemanis rendah kalori yang dapat ditemukan pada produk diet soda. Komposisi aspartam terdiri dari asam aspartat dan fenilalanin. Aspartam 200 kali lebih manis dari sukrosa. Aspartam dimetabolisme oleh tubuh sama halnya seperti protein. Pemanis ini termasuk ke dalam klasifikasi pemanis umum dan disetujui oleh lebih dari 100 negara untuk penggunaan komersil pada makanan maupun minuman.
Nama dagang yang dipakai untuk pemanis buatan ini adalan Equal dan Nutrasweet. Kunci penggunaan pemanis buatan salah satunya aspartam adalah pada dosis penggunaannya. ADI (Acceptable Daily Intake) adalah batasan jumlah suatu bahan atau zat yang dapat dikonsusmi perkilogram berat badan per hari seumur hidup tanpa suatu resiko. FDA menetapkan untuk aspartam yaitu 50 miligram (mg) per kilogram berat badan.
Contoh dosis penggunaannya :
ADI = 50mg/kg BB. Asumsi satu sachet pemanis aspartam kurang lebih 40 mg aspartam dan dikonsumsi oleh seseorang dengan berat badan 50 kg, maka orang tersebut boleh mengkonsumsi sampai dengan 62 sachet pemanis aspartam dalam satu hari, suatu hal yang tidak mungkin terpenuhi.
2. Saccharin
Saccharin adalah pemanis buatan yang paling tua yang ditemukan pada tahun 1879. Rasa manisnya bisa mencapai 200-700 kali gula biasa. Pada tahun 1972 Saccharin dicurigai sebagai salah satu penyebab kanker. Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan kecurigaan Saccharin dapat menyebabkan timbulnya kanker, akan tetapi National Cancer Institute Amerika tidak menemukan hubungan Saccharin dangan kanker. Sehingga pada tahun 2002 Saccharin dinyatakan aman dikonsumsi oleh manusia dan dijual dengan nama dagang SweetN’ Low, Sweet Twin and Necta Sweet. ADI (Acceptable Daily Intake) saccharin yaitu 5 mg per kilogram berat badan.
3. Acesulfame K
Acesulfame-K disetujui untuk dikonsumsi pada tahun 1988 dan baru pada tahun 2003 diperkenalkan sebagai pemanis buatan pada umumnya. Acesulfame-K tidak diolah oleh tubuh sehingga tidak ada kalori yang diserap oleh tubuh. Rasa manisnya 200 kali lebih manis dari gula biasa. Pemanis buatan ini dijual dengan nama dagang Sweet One dan Sunett. ADI (Acceptable Daily Intake) untuk Acesulfam K yaitu 15 mg per kilogram berat badan.
Komposisi ace-k mirio dengan aspartam. Ace-K dapat ditemukan dalam campuran makanan penutup, permen, dan minuman berkarbonasi.
4. Sucralose
Sucralose disetujui penggunaannya pada tahun 1999. Pemanis ini berasal dari gula pasir dan 600 kali lebih manis dari gula pasir. Pemanis ini tidak diserap oleh tubuh sehingga tidak menambah kalori bagi tubuh. Pemanis ini juga bisa digunakan untuk memasak. Nama dagang yang digunakan pemanis ini adalah Splenda. ADI (Acceptable Daily Intake) untuk Sucralose yaitu 5 mg per kilogram berat badan.
Komposisi dan Pembuatan Pemanis Buatan
1. Aspartam
Aspartam terutama berasal dari senyawa yang disebut asam amino. Ini adalah bahan kimia yang digunakan oleh tanaman dan hewan untuk menciptakan protein yang penting bagi kehidupan. Dari 20 asam amino alami, dua dari mereka, asam aspartat dan fenilalanin, digunakan dalam pembuatan aspartam.
Aspartame merupakan dipeptide methyl ester: L-aspartyl-L-phenylalanine methyl ester.
http://www.chm.bris.ac.uk/motm/aspartame/aspartameh.html |
Walaupun komponen aspartam yaitu asam aspartat, fenilalanin, dan metanol terdapat di alam, namun aspartam itu sendiri tidak terbentuk secara alami. Oleh karena itu, aspartam harus diproduksi melalui beberapa proses. Aspartam dapat dibuat melalui proses fermentasi, sintesis, dan pemurnian
2. Saccharin
Proses pembuatan sakarin yang paling terkenal saat ini adalah metode yang sama yang digunakan Remsen dan Fahlberg pada tahun 1879. Toluene dan asam klorosulfonic bereaksi pada suhu 0 – 50C membentuk campuran o- dan p-toluenesulfonamide. Campuran tersebut dipisahkan, dan o-toluenesulfonamide dioksidasi menjadi o-carboxybenzenesulfonamide (asam o-sulfamoylbenzoic). Senyawa ini dibebaskan dari air menjadi sakarin. P-toluenesulfonamide juga penting dalam pembuatan sakarin dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan Chloramine-T.
Proses dasar ini telah banyak mengalami modifikasi, khususnya pada tahap oksidasi. Orelup (37) mencampur asam chromic dengan asamsulfat dengan konsentrasi lebih dari 50%, merupakan metode yang sering digunakan saat ini. Altwegg dan Collardeau (36) menemukan bahwa keberadaan senyawa sulfat dari besi, kromium, ataupun mangan sangat membantu. Pada Lowels (29) metode elektrolitik o-toluenesulfonamide disuspensi dalam larutan alkali karbonat encer. Reaksi ini dibantu dengan tambahan timbal, serium, atau mangan. Klages (34) menggunakan suatu proses elektrolitik dengan keadaan permanganat sebagai pembawa oksigen. Alkalin kalium permanganat dan alkalin ferri sianida juga diperlukan pada proses ini. Sintesa sakarin yang didasarkan pada asam anthranilik banyak diperjualbelikan di Amerika Serikat. Sejumlah sintesa sakarin yang lain telah banyak dikembangkan, dan beberapa diantaranya telah digunakan secara luas di negara – negara lain.
3. Acesulafm K
Acesulfame K adalah senyawa kimia yang tidak dimetabolisme oleh tubuh sehingga mendapatkan reputasinya sebagai pemanis bebas kalori atau bebas lemak. Bahan ini dibuat dari asam acetoacetic dan kalium yang membentuk senyawa kristal sangat stabil dan digunakan sebagai pemanis. Acesulfame K biasa disebut pula sebagai garam kalium dari 6-metil-1,2,3-oxathiazine-4 (3H)-1,2,2-dioksida dengan rumus molekul C4H4KNO4S.
Senyawa ini memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan aspartam yang juga merupakan pemanis buatan. Namun ada satu perbedaan yang membuat acesulfame K lebih unggul dari aspartam yaitu tingkat kestabilan yang lebih tinggi. Pada makanan yang dipanggang, aspartam tidak dapat digunakan karena dapat rusak pada suhu tinggi namun acesulfame K tetap stabil meskipun terpapar pada suhu tinggi.
4. Sucralose
Sucralose diproduksi dari gula tebu melalui proses mutakhir yang telah dipatenkan. Suatu multi-step prose sintesis dilakukan untuk memodifikasi struktur molekul gula dengan secara selektif mengganti tiga kelompok gugus hydrogen oksigen pada molekul gula dengan tiga atom klor.
Dengan struktur molekulnya, tubuh tidak akan mengenali sucralose sebagai karbohidrat sehingga strukturnya tidak akan dipecah untuk menghasilkan energi. Dengan modifikasi ini sucralose merupakan pemanis yang bebas kalori sama sekali (“Zero Calories”). Sucralose juga sangat aman bagi penderita diabetes karena sucralose tidak menaikkan kadar gula darah atau serum insulin level.
Comments
Post a Comment